Tau istilah "re-post"?
Mem-posting ulang sesuatu yang pernah di-post. Ini postingan yang cukup.... tua.
Tanggal 6 November 2006.
Here it goes:
Sebelum kehilangan satu inspirasi yang tanggung, menyantol di gantungan jejari dendrit, marilah dengan cepat kita gapai apa yang jika jatuh akan menyebabkan kreativitas seorang Angga mati.
Angga sedang sedang. Angga merasa begitu tenang. Angga sudah mulai lapang. Angga akhirnya bisa menulis dengan otot-otot tidak tegang.
Aku punya ide...
Mari kita naik ke atas genteng sambil minum kopi dan menikmati indahnya bulan purnama.
Satu teguk untukmu, satu teguk untukku. Biarkan angin semilir berlalu. Biarkan juga tetangga merasa terganggu oleh aroma kopi. Biarkan saja, biarkan...
Aku punya ide...
Mari kita membawa sebuah laptop kecil ke atas genteng sambil minum kopi dan menikmati indahnya bulan purnama.
Membuka Friendster bersama. Satu window untukmu, satu window untukku.
Ataukah kamu mau ingin kita menjadi intim? Satu window berdua, dengan batas tab kecil di atas.
Ataukah mau lebih intim lagi? Satu profile berdua.
Aku punya ide...
Mari kita membawa satu senter kecil dan buku novel kesukaanmu, kesukaanku, ke atas genteng. Mau bukunya Djenar Maesa Ayu? Boleh-boleh saja, pilih salah satu. Atau mau dua, ataupun tiga, itu terserah kamu. Karena memang bukunya cukup seru.
Aku punya ide...
Bagaimana jika kita belajar berdua dan menyelesaikan sebuah masalah yang ada di buku. Jika satu mampu, kenapa dua tidak? Tidak perlu tiga, toh karena memang tujuannya berdua. Jika berdua tidak bisa, toh bisa tanya yang lain bersama. Biokimia? Mikrobiologi industri? Tidak mengapa jika topiknya satu tidak tahu. Satu belajar mendalami, satu mendapat ilmu baru.
Aku punya ide...
Bagaimana jika kita berjalan berdua menyusuri kampus, dari gedung Y hingga gedung BKS. Bergandengan tangan tanpa perlu malu. Begitu dekat tanpa perlu takut menabrak orang. Begitu dekat tanpa perlu merasa tidak enak dipandang.
Aku punya ide...
Bagaimana jika seterusnya kita bersama. Tidak mengapa dalam duka. Toh karena dalam duka, cinta begitu terasa. Toh karena dalam duka pula kita bisa mengerti satu sama lain.
Jangan lupa jika kita terpisah, sebenarnya masih hidup dalam dunia berdua. Tapi jangan merasa egois dunia hanya milik berdua. Ada pula mereka yang ingin berdua sama seperti kita.
===========================================
Postingan yang cukup tua dan.. ya.. layak untuk nostalgia.
Sebenernya, tulisan itu nggak ditujuin buat siapa-siapa. Ngga ada individu spesifik misalnya si X, ato si Y. Nope. No one.
Tulisan itu dibikin pas... gw kebanjiran inspirasi. Cepet2 buka laptop dan langsung nulis non-stop.
Well... pas nge-post tulisan itu di Friendster*, banyak yang ngegosip kalo gw lagi deket sama seseorang. In fact, I was not in a state for romantic relationship. Banyak yang "maksa" nanya siapa orangnya. Hadoh... peer pressure -.-"
Ya ud, gw ngasal aja nunjuk orangnya, huahuahuahuahua. Kasian dia, semoga dia ngga ngerasa jadi korban asal tunjuk gw XD.
Di tulisan ini ada pesan tersembunyi. Ga tersembunyi banget sih, it's obvious. Pesan yang jauh lebih padat dan singkat kalo dibandingin sama total tulisan yang ada.
Check it out, you might see it :)
* - Friendster udah jarang diliat2, sekarang migrasi ke Facebook.
Wednesday, January 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment